Kita harus bisa melihatnya dari beberapa sudut pandang:
1. Doa menurut KBBI adalah permohonan, permintaan, pujian kepada Tuhan
YME. Dalam kasus ini, secara umum agama Buddha dapat dikatakan tidak
berdoa karena pengertian "doa" dalam agama Buddha tidak pernah dikaitkan
dengan permohonan/permintaan sesuatu (mengingat di dalam agama Buddha
diajarkan Hukum Karma yaitu hukum sebab-akibat dimana kitalah yang harus
bertanggung jawab atas perbuatan kita)
2. Akan tetapi dalam agama Buddha tradisi apapun dikenal yang namanya
"doa" meskipun dalam konteks yang agak sedikit berbeda. Doa dalam agama
Buddha dapat diartikan sebagai pengulangan kembali (membaca kembali
sambil merenungkan) khotbah-khotbah Buddha Gotama (biasa disebut
sutra/sutta dan paritta) yang bertujuan untuk selalu mengingatkan umat
Buddha terhadap ajaran yang sudah diberikan dan berniat untuk
melaksanakannya. Mengingat agama Buddha merupakan agama yang
homosentris, maka doa selalu dibarengi dengan praktek meditasi.
3. Pada tahapan yang lebih tinggi, dalam agama Buddha dikenal "upaya"
mentransfer jasa perbuatan baik yang telah kita lakukan kepada makhluk
lain (parinamana) yang menekankan aspek doa dan niat tulus. Bahkan doa
dalam agama Buddha dikenal "doa aktif" yaitu aktifitas pikiran dan
kesadaran yang terus dikembangkan, biasanya dengan selalu sadar dan
mengharapkan kebahagiaan semua makhluk. Dengan demikian doa dalam agama
Buddha juga dapat diartikan sebagai pengharapan menyangkut keselamatan
makhluk lain.
4. Pada beberapa tradisi seperti Vajrayana ataupun Mahayana, terdapat
begitu banyak ritual doa yang rumit dan kompleks. Anggapan yang ada,
semakin tekun Anda berdoa, semakin menunjukkan rasa bakti dan niat tulus
Anda dalam mengharapkan sesuatu. But beyond all these practices the
Buddha emphasized the primacy of individual practice and experience.
5. Sebuah doa yang paling terkenal dan paling pendek dalam agama Buddha
adalah: "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta" yang artinya "Semoga semua
makhluk berbahagia" (makhluk apapun itu juga)