A. Arti Dharmayatra
1. Dharmayatra terdiri dari dari dua kata yaitu dhamma
dan yatra. Dhamma artinya kebenaran, ajaran, suci, sedangkan Yatra artinya
ditempat mana. Jadi Dhammayatra artinya berziarah ditepat-tempat suci.
2. Dharmayatra muncul pada abad ke III ketika Raja
Asoka berkuasa di Jambudipa. Dalam Kitab Mahavastu dan Asokavadana dikisahkan di ibukota Jambudipa yaitu
pataliputta berkuasa seorang Raja bernama Bindusara.
3. Raja memiliki banyak permaisuri dan 100 orang anak.
Salah satu anak tersebut bernama Asoka yang memiliki penampilan, kekuatan yang
luar biasa melampaui saudaranya.
4. Karena keahlian yang dimiliki maka Asoka berambisi
menjadi Raja untuk menggantikan ayahnya. Sebelum menjadi Raja Asoka telah
membunuh 99 orang saudaranya, sehingga ia berharap memiliki kerajaan yang utuh
tanpa ada yang mengganggu.
5.
Hal ini terjadi pata tahun 218 SM setelah Sang
Buddha Parinibbana, dan empat tahun kemudian Asoka dinobatkan menjadi Raja di
Pataliputta. Ia telah menguasai Jambudipa.
6. Sebagai seorang Raja ia memerintah dengan keras dan
ia dipandang sebagai Raja yang bengis serta kejam, sehingga ia dijuluki sebagai
“CANDASOKA” (Asoka Jahat).
7. Pada mulanya Raja Asoka tidak mengenal Buddha
Dhamma, namun pada suatu hari selagi Raja berdiri didekat sebuah jendela, ia
melihat seorang pertapa yang tenang sekali, yaitu Samanera Nigroda, putra dari
Sumana, kakak tertua dari semua Raja Bindusara. Dengan kata lain Samanera
Sumana adalah kemenakan Raja asoka sendiri.
8.
Raja Asoka mengundang Samanera Sumana ke istananya.
Di istana Samanera membabarkan Appamanavagga(khotbah tentang segala hal tanpa
batas) kepada Raja yang akhirnya Raja Asoka menjadi umat Buddha. Sejak menjadi
umat Buddha Raja melakukan banyak berdana dan hal-hal baik lainnya.
9.
Menurut Kitab Mahavamsa, Raja Asoka menjadi umat
Buddha karena bertemu dengan Samanera Sumana, sedangkan menurut Kitab
Asokavadana Raja bertemu dengan bhikkhu Samudra, dalam pertemuan tersebut
bhikkhu Samudra menunjukkan kekuatan batin (abhinna) dengan cara melayangkan
tubuhnya ke angkasa, setengah tubuhnya mengeluarkan api dan setengah tubuhnya
yang lain mengeluarkan air, dan karena pertunjukkan inilah Raja menjadi umat
Buddha.
10. Setelah Raja Asoka menjadi umat Buddha selain
berdana dan berbuat baik lainnya , ia juga banyak mendirikan vihara .
11.
Karena jasa perbuatan baik yang sangat banyak maka
Raja Asoka dikenal dengan nama “Dhammasoka”(Asoka yang hidup sesuai dengan
dhamma).
12.
Setelah mantap menjadi umat Buddha lalu ia
dibimbing oleh bhikkhu Samudra dan bhikkhu Upagupta. Atas bantuan bhikkhu
Upagupta Raja Asoka melakukan banyak ziarah ketempat-tempat yang ada
hubungannya dengan kehidupan Sang Buddha.
B. PAHALA BERDHARMAYATRA
1.
Pahala yang didapat dari berdharmayatra sangat
besar sekali. Karena berdharmayatra dengan disertai niat dan kemauan yang
tulus akan membantu dan menentukan
kelahiran kita dialam yang penuh dengan kebahagiaan (terlahir disurga)
2.
Dalam Mahaparinibbana Sutta Sang Buddha menjelaskan
dharmayatra kepada Ananda, sebagai berikut:
“ Ananda, bagi mereka yang dengan keyakinan kuat melakukan ziarah ke
tempat-tempat yang ada hubungannya dengan dhamma, maka setelah meninggal dunia,
mereka akan terlahir kembali di alam surga”.
3.
Ketika kita berada di tempat dharmayatra sebaiknya
kita merenungkan sifat luhur dari Sang Buddha dan kita berusaha melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
C. TEMPAT-TEMPAT BERDHARMAYATRA
1.
Sang Buddha menyebutkan ada empat tempat yang wajib
dikunjungi oleh umat Buddha, al:
a. Taman Lumbini
adalah
tempat dimana Pangeran Siddharta dilahirkan dibawah pohon sala kembar pada
tahun 623 SM, ketika ibunya dalam perjalanan kerumah neneknya ke Kerajaan
Devadaha. Setelah sampai ditengah hutan Ratu Mahamaya bermaksud istirahat, lalu
melahirkan seorang putra dengan posisi berdiri dibawah pohon sala kembar dengan
tangan memegang ranting. Bayi yang baru lahir langsung bisa berjalan 7 langkah
dimana bekas langkahnya tumbuh bunga teratai. Dilangkah terahir bayi tersebut
langsung mengangkat tangan dengan berkata : “ Akulah pemimpin dunia ini, Akulah
teragung didunia ini, Akulah tertua didunia ini, Inilah kelahiranku yang
terakhir”.
Di
Taman Lumbini terdapat Pilar Asoka dan dibangun Vihara bernama Mayadevi
b. Buddha Gaya
adalah
tempat dimana Pertapa Gautama menjadi Buddha pada tahun 588 SM, stelah bertapa
selama 6 tahun dengan cara menyiksa diri. Pertapa Gautama bertapa dibawah pohon
Bodhi (Ficus Religiosa). Ditempat ini telah dibangun Stupa Maha Bodhi dengan
tinggi 170 kaki. Ketika bertapa Pertapa Gautama duduk beralaskan rumput
pemberian seorang pemuda bernama Sothiya. Tempat duduk Pertapa Gautama yang
terletak dibawah pohon bodhi disebut VAJRASANA. Dan diatas tempat inilah
Pertapa Gautama bermeditasi hingga akhirnya menjadi Buddha.
c. Taman Rusa Isipatana
adalah tempat dimana Sang Buddha membabarkan khotbah pertama kali kepada
lima orang
pertapa. Khotbah pertama ini dikenal dengan nama “Dhammacakkapavatthana Sutta =
khotbah pemutaran roda dhamma yang pertama”. Isi khotbah ini tentang empat
kesunyataan Mulia. Di tempat ini telah dibangun dua buah stupa oleh Raja Asoka
yaitu Dhamek Stupa dan Dharmarajika stupa. Kedua stupa tersebut telah dirusak
atau dihancurkan oleh Jagad Signh dari Benares pada tahun 1794. Tidak jauh dari kedua stupa
tersebut tepatnya sebelah utara dibangun MULAGANDHAKUTI yang berfungsi sebagai tempat
kebaktian. Lalu sebelah baratnya didirikan Pilar asoka terletak persis dimana
Sang Buddha membentuk Sangha pertama kali.
d. Kusinara
adalah tempat dimana Sang Buddha Parinibbana(wafat) pada tahun 543 SM
pada usia 80 tahun. Jenasah sang Buddha dikremasi pada hari ke delapan setelah
kematiannya dengan tubuh dibungkus 500 lembar kain kafan dan dari manusia dan
para dewa. Suatu keajaiban terjadi yaitu kain terluar dan kain terdalam
diterbakar. Untuk mengenang Sang Buddha ditempat ini didirikan Mahaparinibbana
Stupa dan Vihara dengan Buddha Rupang besar dengan posisi tidur. Untuk
memperingati tempat dimana jasad Sang Buddha dikremasi maka dibangun
Makutabandhana Cetiya (Stupa Kremasi).
Ke-empat tempat tersebut diatas telah disarankan oleh sang Buddha untuk
dikunjungi. Tetapi setelah Sang Buddha Parinibbana, umat Buddha berdharmayatra
bukan hanya ketempat-tempat yang dipandang penting oleh umat Buddha yang
berhubungan dengan kehidupan Beliau. Tempat tersebut, al:
1.
Rajagaha
Adalah
ibukota Magadha,
yang diperintah oleh Raja Bimbisara. Kerajaan Magadha telah runtuh, namun tidak
menyurutkan niat kita untuk mengunjungi karena disini masih terdapat bukit yang
bernama Gijjhaguta atau puncak burung nazar. Dipuncak bukit ini Sang Buddha
sering tinggal.
Didekat
bukit ini terdapat Goa satapani, yaitu tempat Sidang sangha pertama dimana
bhikkhu Ananda mengulang Sutta Pitaka dengan dihadiri oleh 500 orang bhikkhu
Arahat dipimpin oleh bhikkhu Maha Kassapa Thera.
2.
Savatthi
Adalah ibukota Kerajaan Kosala. Ditempat ini terdapat vihara Jetavana
yang didirikan oleh Anathapindika. Di Vihara ini terdapat Gandhakuti. Selain
tempat tersebut masih banyak tempat di India seperti Nalanda, Vesali, Sankisa
adalah tempat dimana Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar dhamma
di alam tersebut.