A. Hal-hal Yang
Mendukung Meditasi
1.
Untuk
dapat melaksanakanameditasi dengan berhasil, seseorang harus memperhatikan
syarat meditasi sebagai berikut :
·
Memiliki keinginan yang
kuat (tekad)
·
Memiliki
moral yang baik (sila)
·
Sehat jasmani dan batin
·
Tempat
yang tenang
·
Memiliki
waktu senggang
·
Adanya
guru pembimbing
·
Memiliki buku pedoman
Meditasi (Kitab Suci)
·
Memiliki obyek meditasi
yang sesuai dengan sifatnya
·
Saat bermeditasi posisi
tubuh rileks/santai
·
Suhu
tempat meditasi yang sesuai
·
Memiliki
teman yang bermoral.
2. Tempat bermeditasi adalah yang sepi, jauh dari keramaian dan tenang.
3.
Maksudnya
jauh dari hal-hal yang dapat mengganggu orang yang akan meditasi.
4. Tempat meditasi yang sering digunakan pada zaman Sang
Buddha adalah hutan.
5. Meditasi juga dapat dilakukan dibawah pohon yang rindang, gua, alam
terbuka, kuburan, taman atau kuti yang jauh dari kota.
6. Diantara tempat-tempat tersebut diatas
yang paling ideal adalah hutan.
B. Cara Melaksanakan Meditasi
1.
Waktu
meditasi yang tepat adalah bila jasmani
kita segar, semua pekerjaan telah selesai, gangguan
fisik dan batin tidak ada.
2.
Meditasi
dapat dilaksanakan pada pagi hari (pkl. 04.00 – 07.00) dan malam hari (pkl.
17.00 - 22.00).
3.
Jadi waktu dalam berlatih meditasi sebaiknya
dilakukan setiap hari dalam waktu yang sama secara teratur dan terus menerus
(continue).
4.
Sang Buddha mengajarkan 4 cara bermeditasi yaitu :
a. Meditasi dengan cara duduk
Meditasi dengan cara ini biasanya dilakukan bagi pemula dan tingkat
lanjut. Caranya duduk bersila (padmasana) badan tegak tetapi rilek, sebaiknya
tidak bersandar pada dinding atau sandaran lain, mata dipejamkan, batin tenang
dan pikiran dipusatkan pada obyek yang dipilih.
b. Meditasi dengan cara
berdiri.
Berdiri dengan kaki
sedikit renggang, kedua tangan didepan dada, tangan kanan memegang tangan kiri,
usahakan dapat menjaga keseimbangan tubuh supaya batin tenang, pikiran
berkonsentrasi pada obyek yang dipilih.
c. Meditasi dengan cara berjalan
Meditasi berjalan
disebut cankamana. Meditasi ini dapat dipraktikkan dengan beberapa cara, al:
·
Berjalan
denganmenghitung langkah kaki
·
Berjalan dengan
menyadari langkah maju, mundur, kekiri, kekanan. Menghitung langkah kaki kanan
melangkah atau menyadari kaki kiri melangkah dst.
·
Berjalan dengan
menggunankan obyek meditasi nimitta (bayangan) tubuh kita sendiri.
d. Meditasi dengan cara
berbaring.
Berbaring dengan
posisi tubuh miring kekanan atau kekiri (kaki kanan/kiri diatas) seperti posisi
tubuh Sang Buddha ketika parinibbana (wafat), kaki lurus, kepala ditopang
dengan tangan kanan/kiri, mata dipejamkan, batin tenang dan pikiran terpusat
pada obyek meditasi yang dipilih.
C.
Manfaat Meditasi
Meditasi yang benar akan memberikan manfaat
bagi orang yang melaksanakannya. Manfaat yang didapat dari praktik meditasi
antara lain :
·
membebaskan diri dari
ketegangan/ beban.
·
memenangkan
diri.
·
membangkitkan
keberanian
·
mengembangkan
kekuatan untuk mengatasi persoalan
·
menumbuhkan
rasa percaya diri.
·
Menguatkan
ingatan
·
Akan
mendapatkan perubahan dan perkembangan batin
·
menimbulkan
rasa puas
·
percaya
diri
·
mengenal
diri sendiri lebih mendalam
·
tidak
ragu-ragu dalam menghadapi segala masalah, dll
D. Carita Manusia
1.
Carita artinya
sifat/karakter/watak.
2.
Bagi seseorang yang
ingin melaksanakan meditasi sebaiknya memperhatikan sifat/watak-nya sendiri,
sehingga lebih mudah dalam bermeditasi.
3.
Jika
seseorang belum mengetahui sifat/wataknya sendiri maka hal ini akan mengganggu
pemusatan pikiran dalam bermeditasi dan biasanya sulit untuk berkonsentrasi.
4.
Carita/sifat/watak
manusia secara umum terdiri dari 7 macam, yaitu :
- © Nafsu keinginan (Ragacarita)
- © Kebencian (dosacarita)
- © Ketidaktahuan (mohacarita)
- © Kekhawatiran/pikiran tidak terkendali(vitakkacarita)
- © Mudah percaya (saddhacarita)
- © Intelektual(budhicarita)
- ©
Campuran/kombinasi(sabbacarita)
HUBUNGAN SIFAT MANUSIA DENGAN OBYEK MEDITASI
1.
Bila seseorang memiliki sifat Raga Carita (sifat penuh dengan nafsu) obyek meditasi yang
cocok adalah 10 obyek Asubha(obyek
mayat) dan kayagatasati (perenungan terhadap badan jasmani).
orang
yang memiliki watak ini cenderung sensitif dengan nilai-nilai keindahan dan
keharmonisan, mudah sekali terpengaruh oleh kecantikan/ketampanan orang lain,
suka mendengarkan musik yang indah-indah, dll.
2.
Bila
seseorang memiliki sifat Dosa Carita
(sifat kebencian/kemarahan) obyek meditasi yang cocok adalah 4 Brahma Vihara (sifat luhur)
yaitu metta, karuna, mudita, upekkha dan 4
obyek Kasina Warna yaitu warna hijau, putih,
merah dan kuning.
Orang
yang memiliki watak ini mudah tersinggung, cepat bosan, jengkel, kesal,
marah-marah, cemburu, irihari, dendam, dll
3.
Bila
seseorang memiliki sifat Moha Carita
(sifat ketidaktahuan) obyek meditasi yang cocok adalah anapanassati (perenungan
terhadap keluar dan masuknya pernafasan).
Orang
yang memiliki watak ini cenderung kurang cerdas, karena tidak ada usaha untuk
belajar lebih baik.
4.
Bila
seseorang memiliki sifat Vitaka carita
(sifat kekhawatiran) obyek meditasi yang cocok adalah anapanassati
Orang
yang memiliki watak ini biasanya sering cemas dalam menghadapi
kesukaran/kesulitan, mudah merubah prinsip sehingga ia disebut orang yang tidak
memiliki pendirian tetap.
5.
Bila
seseorang memiliki sifat Saddha carita
(sifat mudah percaya) obyek meditasi yang cocok adalah 6 anussati (perenungan) yaitu Buddhanussati, Dhammanussati,
Sanghanussati, Silanussati, caganussati, Devanussati.
Orang
yang memiliki watak ini adalah memiliki tanda kurang cerdas karena segala
sesuatu yang ia dengar walaupun informasinya belum jelas, ia dengan mudah
menerimanya bagaikan kebenaran.
6.
Bila
seseorang memiliki sifat Buddhi Carita
(sifat intelektual/kecerdasan) obyek meditasi yang cocok adalah Tilakkhana (Tiga Corak Umum
yaitu anicca, Dukkha, Anatta), marananussati,
Upasamanussati, aharapatikulasanna dan catudhatuvavathana.
Orang
yang memiliki watak ini biasanya kurang beruntung. Kelebihannya yang dimiliki
dapat menjadi suatu kerugian apabila suatu sikap batin yang tidak benar sebagai
pengetahuan besar. Hal ini akan menyeret seseorang kedalam pandangan
ekstrim/salah. Jika kebenaran disertai pengetahuan benar akan membawa seseorang
dapat menembus empat kesunyataan mulia dengan benar.
Tingkat Samadhi
1.
Tingkat Samadhi, terdiri dari:
a.
Meditasi
Permulaan (Parikamma Samadhi)
b.
Meditasi
mendekati Pencapaian (Upacara Samadhi)
c.
Meditasi
Tercapai (Appana Samadhi)
Keterangan
:
a.
Ketika pikiran mulai
dipusatkan pada sebuah obyek yang dipilih sesuai dengan carita, maka meditasi
permulaan ini disebut Parikamma Samadhi.
b.
Jika pikiran untuk
sementara telah bebas dari kekacauan,atau pikiran
tidak tergoyahkan, hal ini disebut Upacara Samadhi.
c.
Apabila
keadaan ini dapat dipertahankan terus, walaupun dengan perlahan tapi pasti hingga pemusatan
pikiran benar-benar tidak tergoyahkan, maka hal ini disebut Appana Samadhi.
2.
Pencapaian Appana Samadhi berarti Rupa Jhana I telah tercapai.
Bayangan atau Gambaran Meditasi(Nimitta)
1.
Nimitta adalah
tanda/lambang/bayangan/gambaran dalam bermeditasi.
2.
Dalam hal ini nimitta
merupakan gambaran/bayangan yang muncul sebagai hasil dari pemusatan pikiran
pada sebuah obyek.
3.
Nimitta biasa muncul
sesuai dengan sifat masing-masing orang dan meditasi dapat dicapai apabila seseorang telah dapat melenyapkan nivarana
dan palibodha.
4.
Macam-macam
Nimitta, al:
·
Parikamma Nimitta : Bayangan atau gambaran permulaan
·
Uggaha
Nimitta : Bayangan tercapai
·
Patibhaga Nimitta :
Bayangan atau gambaran sebanding.
5.
Hubungan Nimitta dengan
Tingkat Samadhi adalah :
- Ketika mulai menggunakan obyek (Parikamma Nimitta), maka ia berada padatingkat Parikamma Samadhi.
- Ketika ia memiliki Ugaha Nimitta, maka ia telah berada pada tingkat Upacara Samadhi
- Ketika ia memiliki Patibhaga Nimitta, maka ia mencapai Appana Samadhi atau Jhana I dengan semua factor jhana kuat.
Contoh Nimitta :
Apabila
seseorang bermeditasi menggunakan obyek warna, karena yang bersangkutan Dosa Carita,
maka warna yang digunakan akan nampak lebih cemerlang dan segala sesuatu
diliputi oleh warna obyeknya. Sehingga dia tidak bisa membedakan warna dengan
dirinya sendiri, karena semua warna menjadi satu. Hal ini terjadi bila mereka berada pada patibhaga
nimitta.
JHANA dan ABHINNA
A. Pengertian
Jhana
1.
Meditasi benar adalah
meditasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai ketenangan batin dan
pandangan terang.
2.
Dalam bermeditasi para
siswa diharapkan untuk memilih salah satu dari 40 obyek yang sesuai dengan
sifatnya.
3.
Bila
seseorang melaksanakan Samatha bhavana maka akan menghasilkan jhana dan
abhinna.
4.
Jhana
artinya kesadaran pikiran yang melekat dan perpusat kuat pada obyek meditasi.
B. Macam-macam
Jhana
1.
Jhana
terdiri dari empat (4) tingkatan yaitu Jhana I, Jhana II, Jhana III, Jhana IV.
2.
Faktor
untuk mencapai jhana ada lima
(5), antara lain:
©
Vitakka : usaha pikiran untuk menangkap obyek
©
Vicara : pikiran yang telah menangkap obyek
© Piti : kegiuran atau kenikmatan
© Sukkha : kebahagiaan
© Ekaggata : pikiran terpusat dengan kuat
© Upekkha : keseimbangan batin
3.
Setelah
mengetahui bahwa factor jhana ada lima
(5), maka para siswa harus melatihnya hingga mahir atau ahli.
4.
Keahlian atau
kemahiran dalam jhana
disebut Vasita
5.
Jika
seorang siswa telah mahir dalam meditasi maka ia akan mudah untuk keluar masuk dalam jhana.
6.
Perolehan
jhana antara lain :
a. Jhana I dapat
dicapai dengan melaksanakan : vitakka,
vicara, piti, sukkha, ekaggata
b.
Jhana II dapat dicapai dengan melaksanakan: piti,
sukkha, ekaggata
c. Jhana III dapat dicapai dengan
melaksanakan: sukkha, ekaggata